Jatuh  cinta milik semua orang. Anak autis pun mengalaminya. Hanya saja, ada  perbedaan dalam cara mengekspresikan, tapi secara keseluruhan hampir  sama.
Ratna Gurning (42)  menceritakan anak laki-lakinya, Zepha (14) yang didiagnosa autis sejak  berusia 3 tahun 2 bulan. Seperti remaja lainnya, Zepha juga mengalaminya  perubahan fisik seperti perubahan suara, berjerawat, tumbuh bulu di  sekujur tubuh mau pun kumis.
Namun  secara mental, Zepha masih bertindak seperti anak-anak. Hal-hal pribadi  seperti mandi atau buang air kecil masih tanpa malu-malu dilakukan  tanpa menutup pintu atau tidak menjaga ruang pribadinya.
Walau  pun perkembangan kemampuan sosialnya tampak tertinggal, namun Ratna  melihat Zepha juga tertarik pada lawan jenisnya. Sikap yang dilakukan  agak berbeda. SIkap yang dilakukan agak berbeda. Karena terlalu kentara  tertarik dengan lawan jenis, anak itu seringkali menjadi bahan olok-olok  teman-temannya.
Sikap  yang dilakukan Zepha di antaranya mendekati secara langsung atau  mengejar, berusaha mendekati secara agresif, selalu ingin dilihat oleh  lawan jenisnya, memanggil-manggil setiap saat, keluar masuk kelas hanya  untuk sekedar melirik ke kelas gadis yang ditaksirnya, dan mengecek  posisi terakhir si gadis.
“Keluar  masuk kelas untuk melihat gadis yang ditaksirnya kada bisa sampai 10  kali. Mungkin remaja lain akan malu atau berusaha menutup-nutupi jika  sedang tertarik pada lawan jenisnya. Tapi Zepha tanpa malu-malu  mendekati dan mengejutkan si target,” kata Ratna saat Expo peduli  autisme, Sabtu (17/4).
Sebagai  orangtua, Ratna dan suaminya Novem Gurning sepakat memberikan  pengarahan dalam situasi ini. Walaupun agak menggelikan, namun Ratna  mengambil hikmah dari kejadian tersebut. “Dibalik kejadian jatuh cinta,  Zepha terjebak dalam kondisi harus bersosialisasi dan berinstitusi. Kami  melihatnya sebagai sesuatu yang menggembirakan karena merupakan hal  yang normal,” kata ibu rumah tangga yang pernah kerja di bank swasta  selama 10 tahun ini.
Hal-hal  yang perlu diutarakan kepada Zepha, menurut Ratna, antara lain dengan  menjelaskan bahwa untuk melirik jangan terlalu agresif, tapi dari jauh  saja. Begitu juga harus memperhatikan respons dari si gadis yang  ditaksir. Juga bersikap tidak harus sama dengan gadis targetnya.  Terpenting, peran ayah sangat vital untuk membesarkan hatinya. Terlebih  ketika si gadis tidak menerima cinta Zepha.
Ratna  beruntung suaminya mau terus berkomunikasi dengan Zepha untuk  menghargai Zepha sebagai laki-laki dewasa pada umumnya. Pendekatan yang  dilakukan juga dengan gaya komunikasi yang dewasa. Misalnya? “Iya papa  juga dulu waktu SMP naksir cewek. Tapi papa lirik-lirik dari jauh saja,”  kata Ratna memberikan contoh. Ketika Zepha harus menerima kenyataan  gadis yang ditaksirnya tidak menerima cintanya, anak itu sudah bisa  mengendalikan perasaannya dan bahkan sudah mulai mencari gadis lain.

No comments:
Post a Comment